Selasa, 12 November 2019

PENGUJIAN PRODUK

A. Pengujian produk
Berfungsi sebagai alat untuk mengetahui kelayakan produk di mata konsumen.
1. Tujuan pengujian produk
- Memastikan bahwa persyaratan spesifikasi, regulasi dan kontrak produk dapat terpenuhi
- Memutuskan apakah produk tersebut sudah berjalan di jalur yang semestinya
- Alat demonstrasi produk
- Menetapkan kesesuaian produk
- Menyediakan informasi perbandingan dengan produk produk lain
- Membantu pemecahan masalah terhadap kendala produk

2. Keuntungan dan resiko pengujian produk
- Menjajal strategi pemasaran
- Memberikan informasi mengenai produk
- Sebagai upaya untuk mengatur strategi merek
- Membantu produsen mencermati kesalahan

3. Pihak yang berperan dalam pengujian produk
a. Pemerintah
- untuk produk barang, dengan menetapkan standarisasi produk sehingga konsumen dapat terlindungi
- untuk produk jasa, dengan menetapkan undang undang perlindungan konsumen baik dalam bentuk barang maupun dalam bentuk jasa
b. Perusahaan
- menyediakan produk dan layanan yang sesuai dengan standar perusahaan

4. Peran organisasi konsumen dalam pengujian produk
- berperan sebagai perwakilan kepentingan konsumen atau klien kepada produsen dan pemerintah. Ketika pemerintah dan produsen tidak menetapkan standar kualitas produk, organisasi konsumen beranggapan bahwa kualitas merupakan hal terpenting bagi klien/konsumen
- dengan memiliki informasi yang detail dan lengkap tentang hasil pengujian produk akan menjadi bahan acuan bagi konsumen untuk memilih suatu produk

5. Bentuk bentuk pengujian produk
a. Pengujian fungsi
b. Pengujian lihat dan pegang
c. Tes penggunaan
Apabila produk tersebut berbentuk produk jasa pelayanan dan konsultasi pajak, maka bentuk pengujian produk sebagai berikut :
a. Kesesuaian dengan ketentuan umum dan tata cara perpajakan
b. Meneliti apakah tenaga kerja memiliki kompetensi dalam perpajakan

7. Metode pengujian produk
a. Metode monadik : konsumen melakukan tes lihat dan pegang, setelah itu konsumen memberikan penilaian atas produk tersebut
b. Monadik sekuensial : konsumen menggunakan suatu produk dan menilainya setelah itu konsumen juga menggunakan produk lain dan menilainya
c. Pengujian perbandingan : pengguna menggunakan 2 macam produk setelah itu, mereka ditanya produk mana yang lebih mereka pilih

B. Standarisasi dalam melakukan pengujian produk
1. Pengertian standarisasi
- penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan sesuatu
- standar yang berarti satuan ukuran yang dipergunakan sebagai dasar pembanding kuantitas, kualitas, nilai dan hasil karya yang ada

2. Proses standarisasi
a. Rute produksi : adalah rute yang menetapkan operasi, operasi urutan, pusat pusat kerja, standar dan peralatan.
b. Proses rencana : menyediakan lebih rinci, instruksi kerja langkah demi langkah termasuk dimensi yang terkait dengan operasi individu, parameter mesin yang digunakan, urutan perintah dan pemeriksaan jaminan kualitas
c. Perakitan : fabrikasi dan perakitan untuk mendukung pembuatan gambar (sebagai lawan dari gambar teknik untuk menentukan bagian)

3. Standarisasi dalam produk barang stiker barcode samsat
Dilakukan dengan melakukan pengujian produk apakah produk stiker barcode samsat ini sudah memenuhi mutu yang baik untuk digunakan oleh konsumen

4. Standarisasi dalam produk jasa pelayanan pajak dan konsultasi pajak
- dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan sebagai lembaga konsultan pajak sehingga mendapatkan sertifikat/kualifikasi yang sesuai dengan standar yang ditetapkan
- untuk memenuhi persyaratan, beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu :
a. Memiliki persyaratan sebagai bentuk badan usaha dengan memiliki SIUP
b. Memiliki tenaga di bidang perpajakan yang professional
c. Memiliki standar baku pelayanan prima
d. Memiliki standar sesuai dengan ketentuan umum

5. Standarisasi untuk produk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Koperasi Simpan Pinjam diatur berdasarkan regulasi dan peraturan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

C. Pengendalian mutu
1. Pengertian : adalah proses penilaian dan pengawasan kualitas atas hal hal yang berkaitan dengan produksi barang/jasa

Pendekatan pengendalian mutu ditekankan pada aspek aspek berikut :
- elemen elemen produksi seperti pengendalian, manajemen pekerjaan, proses produksi, performa pekerjaan dan kriteria integritas
- kompetensi produksi, misalnya pengetahuan, keahlian, pengalaman dan kualifikasi pekerjaan
- elemen lunak, seperti pegawai, integritas, kebiasaan didalam perusahaan, motivasi, semangat tim dan hubungan kualitas
- pengendalian produksi, meliputi inspeksi visual yang dilakukan oleh pihak pengendali mutu setelah diinspeksi, pengendali mutu akan membuat daftar dan deskripsi mengenai kelemahan produk barang/jasa

2. Tujuan Pengendalian Mutu
- mendapatkan produk yang cacat
- meningkatkan dan menstabilkan proses produksi yang terkait untuk menghindari/meminimalkan isu isu yang mengarah kepada kecacatan di tempat pertama

3. Pendekatan dalam pengendalian mutu
- Statistical Quality Kontrol (SQC) tahun 1930 an memakai metode statistik untuk mengendalikan mutu
- Total Quality Control (TQC) tahun 1956 an dipopulerkan oleh Armand V Felgenbaum. Dalam TQC pengendalian mutu dilakukan kepada seluruh departemen dalam perusahaan
- Statistical Process Control (SPC) tahun 1960 an menggunakan diagram kontrol untuk memonitor proses produksi dan umpan balik yang didapatkan oleh operator produksi atas suatu bentuk produksi
- Company Wide Quality Control (CWQC) tahun 1968 metode TQC yang dijalankan Jepang
- Total Quality Management (TQM) tahun 1985 menggunakan sebagian teknik SQC untuk menghasilkan perbaikan secara terus menerus di suatu perusahaan
- Enam Sigma tahun 1986 pendekatan SQC yang diterapkan di bidang bisnis